kemajuan pesat teknologi informasi secara khusus diimplementasikan
dalam konsep yang disebut Perang Informasi (Information Warfare),
yang menjadi landasan penting bagi pengembangan doktrin militer di
masa yang akan datang. Dengan demikian teknologi informasi akan
sangat berpengaruh terhadap bidang militer, dan dapat dilihat dari
banyak sisi.
Teknologi Informasi dapat membantu menyediakan informasi potensial
lebih cepat dan banyak melalui rantai komando dan pengendalian untuk
mempercepat pengambilan keputusan. Teknologi Informasi memungkinkan
pasukan mendapat informasi pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga
akan mengurangi apa yang oleh Clausewitz disebut "kabut perang",
dan juga membuat pasukan menjadi lebih fleksibel.
Komputer juga dicipta untuk tujuan perperangan dalam sistem senjata,
pengendalian dan komunikasi. Kapal perang dan kapal terbang yang
modern dipasang dengan peralatan komputer yang canggih untuk membantu
dalam melakukan navigasi atau serangan yang lebih tepat. Komputer
juga digunakan untuk latihan simulasi perperangan bagi calon prajurit
untuk mengurangkan biaya.
Implementasi dari teknologi informasi secara umum adalah berupa
konsep Revolution in Military Affairs (RMA). RMA membahas konsep
lingkup perang di masa yang akan datang, yaitu precision strike,
dominating maneuver, space warfare, dan information warfare. Sesuai
asas manajemen, teknologi informasi membuat organisasi militer dapat
sedikit melonggarkan pengendalian. Teknologi Informasi memungkinkan
kekuasaan pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat serendah
mungkin.
Dalam pengertian integrasi sistem, Teknologi Informasi membuat
kompleksitas pada organisasi militer lebih berat dari pada
sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti
lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut terutama perkembangan
pesat pada peranti lunak data base.
Komputer digunakan untuk mensimulasikan perilaku sistem senjata dan
memberikan praktik kepada orang yang dilatih dan memungkinkan mereka
belajar dari kesalahan fatal yang mematikan. Computer juga dapat
merekam kinerja yang berlatih dan menampilkannya kembali. Banyak
anggota militer masuk medan perang dengan pengalaman terbatas dalam
penggunaan amunisi.
Computer dapat digunakan untuk mengidentifikasi target dan
mengarahkan peluru mereka. Tentara dan senjatanya dapat dilengkapi
oleh penerima Global Positioning System (GPS) yang mengidentifikasi
lokasi teman atau lawan. Bahkan computer pun dapat membantu
menciptakan penangkal senjata yang notabene canggih seperti penangkal
rudal.
Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah
senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem
pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Ada
beberapa macan peluru kendali, yaitu :
- Balistik
Peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh
balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya
dikendalikan dalam masa peluncuran saja
- Jelajah
Peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga
penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang.
- Anti kapal
Rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal
Simulasi Perang
Simulasi adalah program (software) komputer yang berfungsi untuk
menirukan perilaku sistem nyata (realitas) tertentu. Tujuan simulasi
antara lain untuk pelatihan (training), studi perilaku sistem
behaviour) dan hiburan / permainan (game).Beberapa contoh simulasi
komputer, antara lain : simulasi terbang (ight simulation), simulasi
sistem ekonomi makro, simulasi sistem perbankan, simulasi antrian
layanan bank (service queue), simulasi game strategi pemasaran
(market game), simulasi perang (war game simulation), simulasi mobil
(car simulation), simulasi tenaga listrik (power plan simulation),
simulasi tata kota (sim city).
Dalam hal peningkatan kemampuan pasukan, US Army mencoba model
pertempuran yang menghubungkan setiap prajurit dengan sistem senjata
secara elektronis. Tim peneliti dari Motorola dan laboratorium US
Army di Natick, Massachusetts, merencanakan suatu prototipe dari
peralatan untuk tentara masa depan. Helm prajurit dilengkapi dengan
mikrofon untuk komunikasi, night-vision goggles dan thermal-imaging
sensors untuk melihat di tempat gelap, dilengkapi layar di depan mata
untuk mengetahui posisi dan mampu memberikan informasi yang akurat.
Selama simulasi pertempuran di Fort Leavenworth, Kansas, divisi
infantri dengan 20.000 personel, yang dilengkapi perlengkapan yang
mutakhir tersebut, mampu menaklukkan pasukan dengan kekuatan tiga
kali lebih besar. (Washington, D. W. Onward Cyber Soldier. Time
Magazine, 146 (8).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar